Italy 1 : 1 Paraguay
Goal : 39'' Antolin Alcaraz (PAR), 63'' Daniele De Rossi (ITA)
Sang juara bertahan Italy hadir di Piala Dunia kali ini di tengah keraguan banyak pihak akan kekuatan tim yang disebut-sebut melemah banyak dibanding Italy 2006. Pensiun nya banyak pemain inti yang menjadi punggawa Italy dalam menaklukkan dunia pada tahun 2006, semisal Francesco Totti, Alessandro Del Piero, Marco Materazzi, Alessandro Nesta, mulai uzurnya Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso,Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrotta serta lambatnya regenerasi pemain di tubuh tim Italy jelas menjadi alasan utama bandar taruhan seluruh dunia tidak menempatkan Italy sebagai favorit juara tahun ini. Tapi, Italy senantiasa tampil mengejutkan di kala mereka tidak diunggulkan atau terlibat skandal, seperti di Piala Dunia 1982 di mana saat itu isu pengaturan skor serta kontroversi pemanggilan Paolo Rossi sempat mengoyang persiapan Italy, sebelum Paolo Rossi mengantarkan Italy menjadi juara dunia secara heroik. Juga, di Piala Dunia 2006, Italy hadir di Piala Dunia setelah Serie A diguncang kasus pengaturan skor dan bandar taruhan yang mengakibatkan Sang Nyonya Tua, Juventus dihukum turun ke Serie B serta beberapa klub papan atas lainnya dihujani denda dan pengurangan poin. Justru skandal itu melecut motivasi para pemain Italy untuk tampil habis-habisan di Piala Dunia dan membawa pulang trofi paling bergengsi di ajang sepakbola ini.
Tahun ini, Italy meski tidak sekontroversi di dua ajang Piala Dunia tersebut di atas, kengototan pelatih Marcello Lippi untuk tidak menyertakan satu pun pemain bertipe trequartista dalam skuad Italy sedikit mengejutkan dikarenakan Italy sendiri sangat identik dengan peran trequartista ini. Trequartista, secara harfiah artinya 3/4 yang artinya pemain yang posisinya di 3/4 lapangan dihitung dari garis gawang timnya, pemain yang tidak termasuk di lini tengah dan tidak juga sebagai lini depan tetapi mengotaki setiap serangan, sebagai playmaker dan juga sebagai second striker dengan skill individu tinggi, visi yang bagus dan pergerakannya tidak dibatasi. Dahulu Italy memiliki sosok trequartista sejati dalam diri Roberto Baggio, kemudian dilanjutkan Alessandro Del Piero dan Francesco Totti.
Sepeninggalan Totti, praktis Italy tidak pernah ada sosok trequartista sejati yang mempunyai kualitas untuk mengemban tugas berat ini. Antonio Cassano dan Sebastian Giovinco memiliki kualitas untuk menggantikan peran Totti, namun Cassano tidak disenangi Lippi dan Giovinco tahun ini kehilangan sentuhannya karena kebanyakan cedera.
Ditambah cederanya Andrea Pirlo sesaat sebelum Piala Dunia praktis menjadikan Italy semakin timpang karena kurangnya sosok yang bisa menyetir serangan.
Terlihat dalam pertandingan melawan Paraguay ini, Ricardo Montolivo maupun Claudio Marchisio masih kurang sanggup dalam melakoni peran sebagai otak serangan tim. Lini depan yang diturunkan Lippi juga sedikit menimbulkan tanda tanya dengan memasang Vicenzo Iaquinta sebagai sayap kiri dan Pepe sebagai sayap kanan untuk mendukung Gilardino sebagai striker tunggal. Antonio di Natale,top skor Serie A musim ini jelas lebih pantas bermain sebagai penyerang sayap menggantikan Iaquinta yang lebih terbiasa main sebagai striker tunggal. Gilardino juga tidak cocok main sebagai striker tunggal di dalam formasi Lippi.
Alhasilnya serangan Italy terkesan tidak menentu dan penyelesaian akhir juga buruk. Paraguay memanfaatkan betul momen ini dengan mencetak gol melalui sebuah set piece bola mati yang diselesaikan oleh Antoli Alcaraz.
Sudah jatuh ditimpa tangga, begitulah nasib Italy, babak pertama setelah tertinggal 0-1, mereka harus kehilangan kiper utama mereka Gianluigi Buffon karena cedera punggung.
Beruntung, Italy di babak kedua sedikit menemukan kembali permainan mereka terutama setelah masuknya Mauro Camoranesi membuat alur serangan Italy lebih terbentuk dan lancar. Paraguay harus membayar mahal kesalahan kiper Justo Villar dalam mengantisipasi bola sepak pojok Pepe sehingga harus merelakan gawangnya dibobol Danielle de Rossi untuk menyamakan kedudukan.
Tapi selanjutnya Villar bermain gemilang menggagalkan beberapa peluang emas Italy untuk memastikan Paraguay pulang dengan membawa 1 poin.
New Zealand 1 : 1 Slovakia
Goal: 50" Robert Vittek (SLO), 90" Winston Reid (NZE)
Selandia Baru kembali ke Piala Dunia setelah terakhir kali tampil di tahun 1982 yang berakhir dengan 3 kekalahan telak dengan sedikit lebih menyakinkan karena berhasil mengamankan poin pertama mereka melawan debutan Piala Dunia, Slovakia.
Bicara soal materi pemain, Slovakia mempunyai kualitas pemain jauh di atas Selandia Baru. Martin Skrtel adalah jaminan starter di Liverpool, Marek Hamsik adalah otak serangan di Napoli meski penampilan wajahnya sangat pas-pasan, belum lagi Vladimir Weiss, pemain muda yang siap bersinar di Bolton. Sedangkan Selandia Baru bahkan mengikutsertakan Craig Moore yang sudah beberapa bulan tidak ada klub di dalam skuad inti Piala Dunia, tapi bicara semangat tanding, Selandia Baru jelas tidak kalah dengan Slovakia. Slovakia mendominasi jalannya pertandingan lewat Marek Hamsik menyetir permainan dan Vladimir Weiss Jnr. (Yes, Vladimir Weiss Snr. adalah pelatih Slovakia) menyisir sisi lapangan.
Meski kiper New Zealand, Mark Paston yang sepertinya berteman baik dengan Robert Green dalam klub badut sepakbola berkali-kali bermain api dengan gawang sendiri, Slovakia baru bisa membuka skor di awal babak kedua melalui Robbert Vittek dan gagal menambah pundi-pundi gol nya.
Malah semangat pantang menyerah Selandia Baru membuahkan hasil dengan gol balasan dari Winston Reid tepat sesaat sebelum peluit akhir dibunyikan wasit.
Merayakan poin pertama dalam sejarah keiikutsertaan di Piala Dunia dan diganjar dengan kartu kuning karena selebrasi yang berlebihan jelas tidak terlalu masalah.
Gol Winston Reid juga mencatatkan sebuah sejarah baru dalam Piala Dunia yakni 19 gol pertama di Piala Dunia 2010 dicetak oleh 19 pemain yang berbeda, mematahkan rekor 18 pemain yang sudah bertahan 32 tahun sejak tahun 1982.
No comments:
Post a Comment