Indonesia menempati peringkat pertama di dunia dari 14 negara yang memiliki kasus flu burung yakni, sebanyak 129 kasus. Sementara Vietnam, menyusul di urutan kedua dengan 104 kasus.
Berdasarkan data WHO medio 21 Februari 2008, selain unggul dengan kasusnya, Indonesia juga tercatat sebagai negara nomor satu yang paling banyak menelan korban jiwa, yakni 105 orang. Sementara Vietnam yang memiliki 104 kasus hanya menelan 50 korban jiwa.
Demikian diungkapkan Noermadi Saleh, UNICEF Social Mobilization Consultant yang tampil sebagai salah seorang pembicara pada Lokakarya Komunikasi Resiko Flu Burung gelaran Food And Agriculture Organization (FAO) bekerjasama dengan Dinas Peternakan Sumut, USU dan NGO lainnya di Laboratorium Pariwisata USU, Senin (25/2).
Selain Indonesia dan Vietnam, Mesir menduduki peringkat ketiga dengan 43 kasus flu burung dengan menelan korban jiwa sebanyak 19 orang.
Menyusul China dengan 25 kasus dan korban 18 orang meninggal dunia. Flu burung tersebut juga menyebar di Thailand sebanyak 25 kasus dan menelan korban 17 orang. Sementara Turki tercatat sebanyak 12 kasus dan menelan korban 4 orang.
Negara lainnya yang terserang yakni, Azerbaijan 8 kasus dan 5 korban, Kamboja 7 kasus dan 7 korban jiwa, Irak 3 kasus dengan dua korban, Lao PDR 2 kasus 2 korban, Pakistan 1 kasus 1 korban, Nigeria 1 kasus 1 korban, Myanmar 1 kasus dan tidak ada korban.
Khusus untuk Indonesia, data kasus flu burung pada manusia tepatnya untuk medio 3 Februari 2008 kasus tertinggi terjadi di Jakarta dengan 31 kasus dan 26 orang korban jiwa.
Menyusul Jawa Barat sebanyak 31 kasus dan 25 korban jiwa. Selain itu, kasus ini juga merebak di Banten dengan 25 kasus 22 kematian pada korbannya.
“Meski korban yang berada Jakarta masih cukup tertinggi, namun Sumut masih memegang peringkat pertama untuk korban cluster,” kata Noermadi.
Dukungan semua pihak
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Sumut drh Tetty Erlina Lubis MSi yang membuka lokakarya menyambut baik kegiatan yang menghadirkan para peserta dari berbagai elemen di antaranya NGO, petugas Peternakan Sumut BPPV I Medan, pihak pengusaha peternakan, pers dan lainnya.
Tetty juga mengingatkan, untuk menangani flu burung ini diperlukan dukungan semua pihak. Sebab, Dinas Peternakan Sumut hanya berperan memberikan informasi tentang bagaimana cara memelihara hewan dengan baik maupun penanganan terhadap penyakit yang terdapat pada hewan.
Sumber Harian Analisa Medan
No comments:
Post a Comment