Dilahirkan di belahan dunia timur dan dibungkus dalam bentuk dan citra Ketimuran, Alkitab menjalani semua jaln di dunia dengan langkah familiar dan memasuki negara demi negara untuk menemukan milikny sendiri di mana-mana. ALkitab datang ke istana untuk memberi tahu sang raja bahwa ia (Alkitab) pembantu dari Yang Maha Tinggi, dan ke gubuk untuk memastikan sang petani bahwa ia bisa menjadi anak Allah. Anak-anak mendengarkan kisahnya dengan takjub dan gembira, dan orang -orang arif merenungkannya sebagai perumpamaan kehidupan.
Alkitab mempunyai kata menenteramkan di saat bahaya, sebuah kata penghiburan di saat malapetaka, sebuah kata terang yg memberi pengharapan dalam kegelapan. Nubuatannya diperbincangkan di majelis bangsa-bangsa, dan nasihat dan tuntunannya dibisikkan ke dalam telinga mereka yg kesepian. Yang jahat dan yang sombong gemetar terhadap peringatannya, tetapi bagi yang terluka dan bertobat Aliktab menyedikan suara seorang ibu.
Tidak ada orang yg akan miskin atau kerkucil yg memiliki harta kekayaan ini bagi dirinya sendiri. Apabila pemandangan menjadi suram dan para penziarah tiba di di lembah bayang-bayang, ia tidak akan takut masuk;ia mengambil batang dan tongkat Kitab Suci dalam tangannya, ia berkata kepada teman dan sahabatnya," Selamat tinggal, kita akan berjumpa lagi'; dan dihibur dukungan itu, ia melangkah menuju jalan lintasan yg sepi sebagai orang yg berjaln menembusi kegelapan ke tempat yang terang.
by Henry Van Dyke
seorang dosen, guru, professor, penyair dan juga hamba Tuhan yg banyak sumbangsih nya dalam Sastra Inggris Modern
No comments:
Post a Comment